Cabutlah Kembali Jika Mampu

             Ada seorang teman yang tidak mampu menahan lisannya, sehingga dia mengeluarkan kata-kata kasar kepada orang lain yang telah memancing emosinya. Saat itu, ucapannya yang keluar dari mulutnya benar-benar pedas dan keras, penuh dengan luapan Emosi, jengkel, dan Dongkol.
Selanjutnya, kedua teman tersebut pulang kerumah masing-masing. Teman yang terpancing emosinya pun tenang sadar akan apa yang telah diucapkannya. Sementara itu, teman yang terkena batunya hanya bisa bersedih dan tidak percaya bahwa temannya bisa melukai hatinya dengan ucapan-ucapan yang kasar serta pedas.
              Setelah sadar akan kesalahan yang diperbuat, teman yang terpancing amarahnya hanya menyesal dan merasa seakan dunia sedang menghimpitnya. Dia selalu terngiang-ngiang kata-katanya yang pedas, Ibarat menjilat Ludah yang telah dikeluarkan. Demikianlah kata hatinya berkata dan berharap agar segera sembuh dari rasa sakit yang sangat dalam.
Akhirnya rekannya pun memutuskan untuk meminta maaf kepada rekannya. Keesokan harinya dia pergi untuk bertemu dan meminta maaf serta mengungkapkan penyesalan, mungkin rekannya berkenan memaafkan dan melupakan kesalahannya. Seperti yang diharapkan, rekannya juga memaafkan, Melupakan kata-kata yang sangat pedas dan menyakiti perasaannya.
              Dipihak lain, Orang yang meminta Maaf justru tidak bisa memaafkan dirinya sendiri. Dirinya merasa ada sesuatu yang telah merenggangkan tali persahabatannya dengan rekannya. sejak saat itu pikirannya Kacau dan pusing bagaimana cara mengarahkan air ke aliran sebagaimana lazimnya, sekaligus menghapus lembaran hitam yang sempat mewarnai hubungan keduanya.
Kemudian temannya itu pergi dan menemui seseorang yang lebih Tua dan lebih Bijak untuk meminta pendapat dan arahan. kemudian orang itu berkata " Lakukan apa saja yang aku perintahkan dengan senang hati, aku akan menasehatimu dengan Ikhlas Pula!!! tanpa berfikir panjang ia menerima Syarat Tersebut, dan beberapa saat kemudian seseorang yang bijak itu berkata " Ambillah kantong kecil ini! didalamnya ada 20 bulu ayam jago. Letak kan Satu bulu disetiap Rumah kampung kita, lalu kembalilah!! " teman tersebut tidak bertanya tentang permintaan itu, Akhirnya dia membawa kantong kecil dan melaksanakan tugas yang dilimpah kan padanya, setelah tugas itu selesai dilaksanakanya sang bijak berkata " Sekarang ambil lah kembali Bulu-Bulu yang kau letakkan disetiap Rumah dan bawalah kemari lagi. !!! Seketika itu juga dia langsung beranjak dan pergi mengambil Bulu-bulu ayam yang telah disapu angin dan beterbangan kemana-mana.
        Disisi lain seorang yang bijak hanya bisa tersenyum geli sambil berkata " Begitu lah Gambaran kata-kata yang kita ucapkan, Keluar dari Mulut, lalu terbang ke segala penjuru lebih jauh dari yang kita sangka. Selain itu kita juga tidak bisa mengembalikan lagi atau bahkan mengendalikannya lagi selama telah terlepas dari Mulut kita.
Padahal Ketika kita ingin mencabut kembali satu Huruf pun, Sungguh hal yang sangat Sukar untuk kita lakukan. Hikmah yang dapat diambil yaitu Mengontrol Sikap saat mengalami tekanan atau kesulitan merupakan cara yang paling ringan untuk mencabut kembali kata-kata yang pedas ataupun sifat temperamental. karena Lisan manusia bisa saja melukai hati orang lain sebagaimana pisau belati yang bisa melukai tubuhnya, Demikian Pula luka kulit bisa saja pulih,dan Luka hatipun bisa juga pulih, wlaupun semua jenis luka, fisik maupun perasaan dan bahkan rasa sakit yang telah sembuh tetap akan membekas hingga mati.

0 komentar:

Posting Komentar