PENDAHULUAN
Pentingnya
pengetahuan mengenai fungsi pemakaian
jilbab atau kerudung menurut syariat islam.karna semenjak berkembangnya zaman
dan maraknya mode jilbab yang bervariasi mengakibatkan penggunaan jilbab yang
salah kaprah,dan tentang fungsi jilbab itu sendiri tidak diketahui, karna
banyak muslimah yang menggunakan jilbab hanya sebagai ajang bergengsi, bukan
menggunakan jilbab yang didasarkan dari hati nurani.
Zaman
sekarang ini dapat dikatakan bahwa jilbab hanya sebagai penutup kepala atau
kedok dari segala tingkah laku dan perbuatannya. Semoga saja muslimah yang
memakai atau menggunakan jilbab dapat mengerti
fungsi dari jilbab itu menurut syariat islam.
JILBAB HANYA MENJADI TREND
Jilbab kini menjadi sebuah fenomena baru di
masyarakat indonesia. Seiring dengan waktu, bentuk dan coraknya pun mengalami
perkembangan yang luar biasa. Hanya patut di sayangkan, maraknya jilbab tidak
ditopang dengan pengetahuan yang memadai tentang fungsi jilbab itu sendiri.
Alih-alih bermaksud untuk menjaga kehormatan diri, malah sebaliknya degradasi
moral secara berkesinambungan tidak dapat dihindari.
Coba lihat dan cermati di sekeliling kita, tentu
kita tidak menampik berbagai perubahan yang selalu hadir ditengah-tengah kita.
Termasuk maraknya jilbab yang seolah telah menjadi tren tersendiri bagi kaum
muslimah. Di jalan-jalan, dibis-bis, dipertokoan, perkantoran, bahkan
diacara-acara party, tidak sedikit kita jumpai jilbab-jilbab terlihat begitu
“ANGGUN” menyelimuti mahkota para muslimah dengan berbagai modelnya.
Banyaknya diantara mereka yang begitu bangga
menggenakannya, namun tidak sedikit yang memahaminya secara salah kaprah.
Keberadaan jilbab tidak lebih diterjemahkan sebagai kain yang sekedar melilit
dan menutupi tubuh, tak perduli kalau lilitan itu ternyata justru membentuk
lekukan tubuh kian jelas. Esensi jilbab sering kali dipahami secara parsial,
yakni hanyalah sarana untuk mempercantik diri, maka tak mengherankan keberadaanya
lebih pantas disebut sebagai aksesoris belaka.
Bayangkan jika seorang muslimah mengenakan jilbab
yang sekedar melilit dileher dan bagian dada dibiarkan terbuka dipadu dengan
dandanan modis, celana street, baju demikian ketat, hingga setiap lekuk dan
tonjolan tubuhnya terbentuk, bagaimana kita harus menilainya.
Fenomena inilah yang tampak dalam keseharian kita
belakangan ini. Mode jilbab yang acap kali disebut sebagai jilbab gaul
merupakan bentuk luapan kebebasan untuk mengekspresikan segala ide. Sebagai
kaum muslimah mereka enggan untuk meninggalkan jilbabnya, tapi juga tidak mau
ketinggalan jaman alias tidak mau disebut kampungan atau kuno, karena itu jalan
keluarnya diciptakanlah dengan berbagai mode sebagai wujud ekspresi diri meski
terkadang ide rancangan tersebut jauh dari standar syariat.
Kini mode itu menjadi trend, demikiankah jilbab yang
dikategorikan sebagai piranti untuk menutupi aurat, piranti untuk menghindarkan
dari pelecehan seksual dan dari pelecehan norma agama.
Namun ironisnya, keberadaan jilbab terkadang hanya
dijadikan prasyarat untuk merengkuh popularitas yang muaranya tentu pada profit
semata. Jilbab hanya dipergunakan untuk kepentingan sesaat, kalau ada maunya
mereka menutupi mahkotanya meski hanya sekedar menutupi kepala, sedang bagian
tubuh lain tetap saja terbentuk dengan
indahnya, lihat saja tingkah polah para artis, yang beramai-ramai
mengenakan jilbab di kala ramadhan tiba. Mereka tampak seperti
muslimah-muslimah sejati, namun jika ramadhan telah berlalu, maka segeralah
jilbab dilepas dan akan dipakai kembali setiap kali ada momentum yang berbau
religius.
Dalam tataran inilah kesadaran berjibab tidak
terlahir dari ketulusan hati yang paling dalam dari diri seorang muslimah, akan
tetapi hadir sekedar ingin menampilkan kesan lebih modis, cantik, menarik,
serta lebih artistik di hadapan banyak orang. Ini diperkuat lagi dengan
legalisasi hak asasi, kemerdekaan berekspresi lebih praktis dan sebutan lain
yang hakekatnya hanyalah kedok semata.
Tak bisa dipungkiri maraknya fenomena ini sedikit
banyak disebabkan oleh pemahaman yang sangat minim kenapa jilbab diperintahkan
oleh Tuhan. Padahal islam mengidentikan jilbab bagi wanita sebagai pelindung
dari berbagai bahaya yang muncul dari pihak laki-laki sebagaimana tertuang dalam
firman-Nya.
“hai nabi, katakanlah kepada istri-istrimu,
anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin; hendaklah mereka
mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka: yang demikian itu supaya mereka
lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu.”
(QS. Al-Ahzab; 59)
Sangat
berbeda dengan pandangan yang mengidentikan pemakaian sebagai mode atau trend
belaka. Semakin lekak lekuk tubuh terbentuk dengan pakaian yang dikenakan hinga
orang yang melihatnya berdecak kagum, maka semakin tinggi nilai seninya.
Sebenarnya kemunculan jilbab gaul ini disinyalir
akibat perembesan budaya pakaian barat terhadap generasi muda islam. Banyak
muslimah yang ikut-ikutan dan menikmati gaya berjilbab tanpa mengerti akarnya,
yakni jilbab yang dituntut secara islam.
Dalam islam memakai jilbab bagi muslimah bukan
sekedar perintah yang fungsinya melindungi kehormatan wanita, tapi juga
merupakan ibadah bagi muslimah itu sendiri, namun pemakaian jilbab yang
diperlihatkan sewaktu masa jahiliyah, karena sudah mengalami
perubahan-perubahan tertentu.
Jilbab yang dipakai seorang muslimah menurut aturan
islam, menutupi seluruh rambut, telinga, leher, dan dada. Oleh karena itu
jilbab tidak lagi dikatakan pakaian khusus sebagai bagian dari tradisi arab,
karena telah terjadi proses islamisasi terhadap jilbab dalam tradisi arab
jahiliyah.
PENUTUP
Puji
syukur kehadiran ALLAH S.W.T, karna kita semua masih diberi kesehatan dan
kebahagiaan hingga saat ini. Terima kasih saya ucapkan kepada Ayah, Ibu,
Teman-teman, dan para Sahabat.karna berkat Do’a dan motivasi dari mereka semua,
saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Semoga
makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca sekalian.serta tak lupa
pula puji syukur selalu dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa
umat muslim muslimah dari alam kegelapan hingga alam yang terang
benderang.terima kasih kepada semuanya termasuk kepada Ayah dan Ibu, karna
Do’anya selalu menyertai saya. Amiiiiinn.
DAFTAR
PUSTAKA
Hidayah
tahun ke-4 edisi 43 Dzulhijah 1425/Muharram 1426, 2005
0 komentar:
Posting Komentar