Untukku, Untukmu, Untuk Kita

 
Hmm....., lagi – lagi masalah kehidupan yang aku bahas di sini. Yah, tentu saja karena dalam hidup roda terus berputar dan hiduplah yang dapat menciptakan sebuah kisah atau cerita begitu pula masa lalu. Ujian dan cobaan yang silih berganti, perasaan yang kadang melemah dan bisa saja tercipta membara untuk kembali berdiri, masya Allah. Semua campur aduk. Kadang aku ingin berlari.., aku ingin menjauhi semua segala hal yang membuat hidupku sakit. Tapi bagaimana mungkin aku dapat belajar sebuah ikhlas dan sabar di sini jika aku berlari menghindari semua ini?

Tegar ..,
ya aku butuh ketegaran untuk menghadapi semua ini. Jika memang dalam kesalahan yang besar aku dapat belajar, kenapa masih saja ada kata “kemunafikkan?”  entah itu dari luar atau dari dalam diriku. Masya Allah.., aku berfikir, satu kesalahan yang pernah dulu aku lakukan, sekarang atupun nanti dan yang akan datang aku citakan agar semua itu dapat memberikan satu pelajaran yang indah dan berharga bagi hidupku, dan orang lain di sekitarku yang mengenalku.

Orang bijak berkata
“ cita – cita dan target itu dibuat bukan untuk dicapai, akan tetapi agar kita memulai....” 
   Ufftt..., tahun 2013 ini memang banyak rintangan entah itu teruji di hati atau di perasaan, di luar dan di dalam. Capeeekk, masya Allah. Tapi waktu terus berjalan, aku harus membuat tujuan hidup yang tepat, inilah target, yang membuat aku memulainya dengan cara yang baru. Insya Allah,

"Orang yang takut pada kesalahan , mayoritas dia tidak akan menjadi seseorang yang besar dalam kehidupannya, sebaliknya jika kita tidak takut salah, kita akan selalu mencoba meski nanti akan ada kegagalan di tengahnya, tapi hikmahnya insya Allah kita akan selalu menjadi Pribadi yang baru setelah adanya kegagalan itu, kegagalan yang akibatnya kita salah melakukan sesuatu dan dengan itu kita bisa menjadi orang yang belajar dari segala kesalahan yang insya Allah dapat membuat kita lebih matang."

Huehehehe, bahasanya tinggi gak yak???
hihihihi.
Emang benar sih, semua itu juga kadang berat banget jalaninnnya, hehehe 
Kita ga bisa lari dari semua itu, kita harus tahu dan harus akui itu.
Semoga Allah selalu melindungi kita dalam segala keburukan, termasuk dari keburukan pribadi kita sendiri. kenapa aku bilang seperti demikian?? tentu saja di sini aku berbagi pengalaman, meski kita juga ga pantas membandingkan sebuah ujian dan cobaan yang telah Allah berikan kepada kita dengan yang lain, walhamdulillah ala kuli hal. Mengapa begitu?? karena TUhan itu Tahu mana yang terbaik, tahu sampai mana kekuatan kita teruji, tahu mengapa kita harus begini dan begitu,dan hanya Tuhan yang tahu kenapa kita musti menjalankan derita ini, ujian ini, perjalanan yang sulit ini.


Akan ada sebuah hikmah yang besar insya Allah, kita harus yakin itu 
Ga munafik, apabila terkadang hati bosan, penat dan muak mungkin. Lalu kita mau apa? Marah kah kita dengan keadaan ini?? aku ga bisa melakukan hal itu, itu ga akan mungkin bisa, karena terlalu banyak yang Allah berikan sama kita.


Dan contoh keil dan sangat berarti adalah sampai sekarang ini, kita masih bisa menghirup nafas, dan mungkin aku bisa menuturkan ini terhadap kalian, dan kalian juga dapat menyimak suara hatiku ini, karena Allah masih memberikan kesempatan kita untuk belajar bersama, Alhamdulillah. Malu diriku dengan DIA, aku selalu meminta pengertian dariNYA, tapi sering pula aku tak mengerti kewajibanku sebagai seorang hamba, sebagai manusia yang Ia ciptakan untuk apa dan harus bagaiamana. Bukan karena berlebihan aku untuk condong dalam beribadah, atau menyambungkan satu hal dengan akhirat, tapi akuilah....kemana kita bermuara? Apakah kita mengira segala perbuatan tidak ada pertanggung jawabannya?
Semua itu ada tanggung jawab yang harus kita penuhi, dan kita alaskan nanti, nanti... jika waktu itu tiba. Sahabat ku berkata, nasehat yang besar dan tenang itu adalah kematian, yah benar kematian itu nasehat yang cukup untuk membuat diri kiat berinstropeksi diri. Setelah itu dengan pembelajaran dari sang Motivator yang aku sukai, karena kita belajar ilmu jiwa yang aku anggap itu bisa kita bagi bersama di sini, hidup tidak akan berhenti sampai di sini.
Kebahagiaan sejati bukan di sini tempatnya, Raih keikhlasan itu sulit, sangat sulit. 
Tapi aku mau, dan aku ingin memulainya, dari sekarang nanti, dan seterusnya. Padahal kadang aku ini orang nya ga bisa sabar juga, entahlah begitu banyak yang terjadi dalam diriku, dan itu sangat luar biasa. Allah mengirimkan seseorang untukku, dan dari dia lah aku bisa belajar ikhlas, dan sabar.., lebih menerima, dan membukakan luasnya pengertian, Walhamdulillah. Allah mau kita menjadi lebih baik, meski itu dengan duka, lara, tangisan air mata. Semoga Allah menguatkan hati ini, dan kita bisa istiqamah selalu dijalanNYA. Amin. Dan aku yakin, pasti juga begitu banyak yang mewarnai kehidupan kalian.


Siapa yang tidak ingin tenang dalam hidupnya??
berada diantara kehangatan kasih sayang dari orang – orang yang dicintainya?
Dan mati dalam keadaan bahagia dan ikhlas? Semua orang dan manusia pasti maukan itu. Tapi tak cukup dengan kata mau saja. Aku dan kamu harus melakukan hal yang menurutku memang berat dan besar pembayaran yang harus kita pertahankan, sakit, luka, air mata, kepedihan, kerelaan, yang insya Allah akan termasuk dalam rasa sabar dan ikhlas. Dan benar kata seseorang yang aku cintai hatinya, kita tidak hanya diuji dengan masalah pribadi kita, namun juga saudara, dan orang – orang terdekat yang kita sayangi hatinya juga.


Kehidupan ini komplit banget dah, pake telor , pake pangsit! Eh jadi inget Mie ayam nih gue, malem" gini aiyaahhh...*_*. hehehehe. Tapi emang aku pernah berfikir, yang terpenting adalah diriku dulu, aku mau aku tenang, dan jika itu mampir di hati kalian, maka lakukanlah, karena kita butuh waktu dengan diri kita. Yang pasti, pertahankan apa yang menjadi kebaikan dalam diri kita, dan jika perih itu menghampiri kita, maka biarlah air mata menyertainya, dan bisikkanlah kata mulia padaNYA, sembatkan doa dan harapan suci kita untuk bertahan memperjuangkan ridhoNYA, dan aku masih di sini bersama kalian semua, derita itu, pedih itu, milik kita bersama, milik kita manusia biasa. 


Jangan pernah menyerah, lakukan yang terbaik, serahkan semua kepada Allah, karena Dialah yang Maha Berkehendak, dan marilah kita mencari jalan keberkahanNYA, usap peluhku dan pedihmu, dan percayakan hatimu padaNYA, semua kan baik baik saja, sekalipun akan ada air mata di akhirannya, Walhamdulillah ala kuli hal. Subhannallah..., Walhamdulillah, Walaillahaillallah.., Allahu Akbar.


Ajarilah air mata kita untuk tersenyum. 
Dan ajarilah kepedihan itu menari dalam gejolak jiwa yang sakit. 
Kalau begini kok jadi inget ya ada yang bilang saya bu Ustadzah, wehehehe, Amin dah, tapi ga gampang jadi orang yang menasehatkan nasehatnya kepada orang lain, tapi ketahuilah, apapun yang aku tuliskan untukmu, ada perihku, ada bahagiaku ada harapanku, yang ingin aku bagikan padamu, dan semoga kita selalu mengambil pelajaran dari orang – orang yang terdekat, atupun sekitar kita, dan yang kita tidak mengenalinya sekalipun. Masya Allah, hikmah Allah itu berada di manapun, maka carilah dengan kaca mati hati kita, dengan perjuangan kesabaran ini, dan pemahaman kita untuk pengertian kehidupan ini. Semangat!!!!!


Yogyakarta, 04 Juni 2013